Wellcome to PC IPNU-IPPNU KENCONG

Ketua PC IPNU Kencong

product

Sekjen

product

Bendahara

product

Ketua PC IPPNU Kencong

product

Sekjen

product

Bendahara

product

SAMBUT NU MENJELANG SATU ABAD DENGAN ACTUATING By DESIGN

Tahun ini NU genap berusia 83 tahun,menjelang satu abad. Organisasi keagamaan yang besar dan tua ( besar karena sebagian besar rakyat Indonesia adalah warga NU, tua karena hampir berumur satu abad ).
Alhamdulillah secara pribadi penulis dilahirkan di tengah-tengah keluarga Nahdliyin, terlahir sebagai kader Nahdliyin, terlahir di tengah-tengah kehangatan Sunni. Selam 25 tahun penulis baru sedikit memamahami bahwa sebenarnya idiologi itu adalah pilar kehidupan.
Ahlussunnah Wal Jamaah lebih tepat diposisikan sebagai idiologi kehidupan karena komleksitas ajarannya mencakup seluruh aspek kehidupan dan tidak memaksakan kehendak terhadap warganya. NU adalah sebuah organisasi di dalam Aswaja, jika orang ditanya tentang NU pasti sedikit banyak mengetahuinya. Kebesaran NU telah jadi rahasia public, tidak diragukan lagi organisasi besar pasti punya basisi massa yang besar juga. Semangat juang nu terukir dengan tinta emas, para Ulama NU sangat dikenang jasanya dan disegani. NU dulu sampai sekarang tetap besar.
Sejauh ini penulis melihat anatomi NU adalah organisasi yang sangat kultus dan agung. Namun, lewat beberapa wacana, pengalaman di banom NU, rival – rival, para competitor yang sangat semangat, membuat penulis mempunyai paradigma lain tentang NU.
Sangat simplistis sekali, menurut penulis NU sangat berpeluang menjadi organisasi yang Best Quality. Hanya saja banyak hal – hal yang menyebabkan peluang tersebut sedikit tertunda. Entah disebabkabkan karena apa, tapi banyak realitas yang menyebutkan bahwa NU seringkali tidak mampu mempertahankan apa yang sudah menjadi miliknya.
Berikut beberapa fakta yang telah terjadi :


• Saat ini NU masih hidup dalam sejarah masa lalu dan tidak pernah berusaha menjadi pelaku sejarah
Merupakan rahasia umum bahwa pada tahun 1965, ketika itu rakyat Indonesia berada dalam kondisi mempertahankan kemerdekaan. Pada waktu itu juga NU tidak asing lagi profil NU sangat dikenal banyak kalangan. Banyak kader NU yang menjadi pejuang, banyak pula kiyai Nu yang menjadi pahlawan. Dan hail itu merupakan sebuah kebanggaan tersendiri bagi warga NU.
Nama NU semakin besar dengan goresan perjuangan para pendahulu. Beberapa decade lalu telah terungkap bahwa kejahatan dan kelicikan tahun ’65 hanyalah rekayasa belaka dan NU salah satu pelaku sejarah yang ikut menjadi wayang. Apakah sejarah yang demikian yang selalu dibanggakan?
Keberhasilan itu adalah kemajuan dan kemajuan adalah melangkah dan menatap ke depan dengan tegas dan bijak bukan malah menoleh terus ke belakang, apalagi mengahadapi tantangan dengan sikap reaktif.


• NU tidak pandai mempertahankan apa yang sudah digenggaman
Jauh sebelum NU lahir, para ulama pendiri NU telah lebih dulu menggagas konsep perekonomian di negeri ini, konsep itu tertuang dalam organisasi bernama Nahdlatut Tujjar. Konsep yang ditawarkan waktu itu bersaing dengan konsep colonial, namun Nahdlatut Tujjar tetap berkembang dengan baik.
Ketika NU lahir, konsentrasi para Ulama terpecah pada NU dan upaya bagaimana NU bias diterima di seluruh lapisan masyarakat. Akhirnya Nahdlatut Tujjar terbengkalai hingga sekarang Nahdlatut Tujjar terbaring tanpa ruh.
• Nilai tawar NU anjlok
Indonesia adalah sebuah Negara yang paling beruntung karena menjadi tempat kelahiran NU. Sosio Religius adalah prioritas perjuangan NU waktu itu, namun ketika warga NU semakin banyak dan hampir mendominasi Indonesia, maka NU mulai berfikir untuk berperan dalam kebijakan pemerintahan yang tak lain hanya untuk memenuhi kepentingan rakyat.
Mulailah NU mendirikan partai yang bisa menampung aspirasi warganya dalam pemerintahan. Karena NU berpeluang menjadi Singa disebuah hutan yang bernama Indonesia.
Memang eksistensi NU tidak diragukan lagi baik di dalam maupun di luar negeri, misalnya NU telah ikut serta memrakarsai berdirinya ICIS (International Conference of Islamic Scholar) yaitu Asosiasi para pemuka Islam se dunia. Nu juga mempunyai bebeberapa banom yang sangat dekat dan bermanfaat bagi rakyat sepert LKKNU, CBDRMNU (Community Based Disaster Risk Management Nahdlatul Ulama) yang konsentrasi di bidang Bencana alam, dan masih banyak lagi banom yang lainnya.
Semua banom – banom tersebut sangat menguntungkan masyarakat. Namun ketika NU mempunyai sebuah misi pada tataran pemerintahan (tentu saja dengan maksud mengekpresikan aspirasi warga NU dipemerintahan, karena wakil – wakil NU di pemerintahan mempunyai kewenangan utuk ikut serta dalam pengambilan kebijakan terhadap bangsa ini), justru masyarakat yang selama ini mengelu – elukan NU hilang tanpa jejak.
Pemilihan Legislatif 2009 kemarin menjadi tolak ukur perjalanan perjuangn NU, beberapa partai yang diusung NU tidak mendapat porsi besar sehingga wakil – wakil NU yang duduk di pemerintahan pun juga tidak banyak. Hail ini mengindikasikan bahwa banyak warga NU yang tidak menginginkan NU sibuk dengan urusan pemerintahan tetapi NU seharusnya lebih konsentrasi terhadap penggemblengan aqidah umatnya.
Jadi apakah yang apakah yang menjadi permasalahan, nilai tawar NU atau militansi warganya yang kurang ?

Menurut penulis, dari beberapa uraian di atas NU tidak lagi menjadi jago bagi warganya dalam kancah perpolitikan karena kenyataannya NU mulai kehilangan kursi di pemerintahan. Dan seharusnya NU lebih focus pada pemeliharaan militansi kader secara inten, itu penting.
Yang tak kalah pentingnya adalah “ mari sambut NU menjelang satu abad dengan konsep Actuating by Design ”. Artinya selama ini NU hanya jadi sebuah wacana yang sering diwacanakan orang lain. Dalam hal – hal tertentu NU seringkali melangkah tanpa desain yang jelas dan rigid.

2 Response to "SAMBUT NU MENJELANG SATU ABAD DENGAN ACTUATING By DESIGN"

Annas chipo mengatakan...

selama ini memang seringkali NU hanya dijadikan pijakan bgi para politikus yang bergabung pada struktur NU padahal hal ini sangatlah berbahaya bagi masa depan NU sendiri karena terseretnya NU dalam kancah politik yang nantinya akan disertai konsekunsi antara kalah dan menang,misalnya jika seseorang yang akan kita dukung itu kalah dalam pemilihan dan orang yg tidak kita dukung itu menang apakah gk kikuk hubungan kita dengan orang yang gk kita dukung....????
apalagi budaya politik di bangsa kita ini masih belum sehat.
mgkin di NU perlu adanya penegasan jenis kelamin pada diri NU dan perlu adanya penyapihan sedikit dari pikiran untuk berkancah di dunia politik praktis, mungkin NU harus berposisi NETRAL tidak ada lagi interfensi pada calon atau parpol tertentu, dadi NU ojok terlalu masuk dalam bumi politik praktis.
selain di dunia politik masih banyak kok bidang garap yang harus segera direalisasikan mengenai idiologi,pendidikan ekonomi dan sosial, jangan sampe kita kedahuluan aliran-aliran yang tidak jelas,itu tu wahabi dan kawan kawan.
Hampir satu abad sudah NU mengiringi perjalanan bangsa indonesia tercinta ini dan bagaimana pasca muktamar NU ke32 mau dibawa kemana NU dan kader-kadernya dimasa yang akan datang oleh ketua dewan TANFIDZIYAH dan ketua dewan SYURIYAH.
Kita sebagai pemuda dan pelajar harus tetap terus belajar berjuang dan bertaqwa.
Tanpa belajar kita tidak akan mampu mendapatkan ilmu atau intelektual yang tinggi dan tanpa berjuang kita tidak akan bisa mewujudkan cita cita NU dimasa yang akan datang dan tanpa bertaqwa kita tidak akan jadi kader yang bisa mengayomi rakyat dan warga nahdliyin.
wassalamualaikum rekan dan rekanita.
Kurcaci By annas

Annas chipo mengatakan...

sekarang tinggal kita pemuda dan pelajar mau gk kita merubah pola pikir dan carapandang terhadap bangsa ini,karnapemuda dan pelajarlah yang bisa meneruskan tongkat estafet NU dimasa depan, jadi bagaimana caranya kita harus mewujudkan cita-cita NU dan bangsa ini lebih baik dari yang terbaik.
ide,kreatifitas dan intelektual pelajar dan pemuda haruslah ditingkatkan karna tanpa ada ide,kreatifitas dan intelektual yang tinggi tidak akan bisa kita merealisasikannya.

Posting Komentar