Wellcome to PC IPNU-IPPNU KENCONG

Ketua PC IPNU Kencong

product

Sekjen

product

Bendahara

product

Ketua PC IPPNU Kencong

product

Sekjen

product

Bendahara

product

Dokumentasi Makesta



product




product




product




product




product




product




product




product




product




product

SAMBUT NU MENJELANG SATU ABAD DENGAN ACTUATING By DESIGN

Tahun ini NU genap berusia 83 tahun,menjelang satu abad. Organisasi keagamaan yang besar dan tua ( besar karena sebagian besar rakyat Indonesia adalah warga NU, tua karena hampir berumur satu abad ).
Alhamdulillah secara pribadi penulis dilahirkan di tengah-tengah keluarga Nahdliyin, terlahir sebagai kader Nahdliyin, terlahir di tengah-tengah kehangatan Sunni. Selam 25 tahun penulis baru sedikit memamahami bahwa sebenarnya idiologi itu adalah pilar kehidupan.
Ahlussunnah Wal Jamaah lebih tepat diposisikan sebagai idiologi kehidupan karena komleksitas ajarannya mencakup seluruh aspek kehidupan dan tidak memaksakan kehendak terhadap warganya. NU adalah sebuah organisasi di dalam Aswaja, jika orang ditanya tentang NU pasti sedikit banyak mengetahuinya. Kebesaran NU telah jadi rahasia public, tidak diragukan lagi organisasi besar pasti punya basisi massa yang besar juga. Semangat juang nu terukir dengan tinta emas, para Ulama NU sangat dikenang jasanya dan disegani. NU dulu sampai sekarang tetap besar.
Sejauh ini penulis melihat anatomi NU adalah organisasi yang sangat kultus dan agung. Namun, lewat beberapa wacana, pengalaman di banom NU, rival – rival, para competitor yang sangat semangat, membuat penulis mempunyai paradigma lain tentang NU.
Sangat simplistis sekali, menurut penulis NU sangat berpeluang menjadi organisasi yang Best Quality. Hanya saja banyak hal – hal yang menyebabkan peluang tersebut sedikit tertunda. Entah disebabkabkan karena apa, tapi banyak realitas yang menyebutkan bahwa NU seringkali tidak mampu mempertahankan apa yang sudah menjadi miliknya.
Berikut beberapa fakta yang telah terjadi :


• Saat ini NU masih hidup dalam sejarah masa lalu dan tidak pernah berusaha menjadi pelaku sejarah
Merupakan rahasia umum bahwa pada tahun 1965, ketika itu rakyat Indonesia berada dalam kondisi mempertahankan kemerdekaan. Pada waktu itu juga NU tidak asing lagi profil NU sangat dikenal banyak kalangan. Banyak kader NU yang menjadi pejuang, banyak pula kiyai Nu yang menjadi pahlawan. Dan hail itu merupakan sebuah kebanggaan tersendiri bagi warga NU.
Nama NU semakin besar dengan goresan perjuangan para pendahulu. Beberapa decade lalu telah terungkap bahwa kejahatan dan kelicikan tahun ’65 hanyalah rekayasa belaka dan NU salah satu pelaku sejarah yang ikut menjadi wayang. Apakah sejarah yang demikian yang selalu dibanggakan?
Keberhasilan itu adalah kemajuan dan kemajuan adalah melangkah dan menatap ke depan dengan tegas dan bijak bukan malah menoleh terus ke belakang, apalagi mengahadapi tantangan dengan sikap reaktif.


• NU tidak pandai mempertahankan apa yang sudah digenggaman
Jauh sebelum NU lahir, para ulama pendiri NU telah lebih dulu menggagas konsep perekonomian di negeri ini, konsep itu tertuang dalam organisasi bernama Nahdlatut Tujjar. Konsep yang ditawarkan waktu itu bersaing dengan konsep colonial, namun Nahdlatut Tujjar tetap berkembang dengan baik.
Ketika NU lahir, konsentrasi para Ulama terpecah pada NU dan upaya bagaimana NU bias diterima di seluruh lapisan masyarakat. Akhirnya Nahdlatut Tujjar terbengkalai hingga sekarang Nahdlatut Tujjar terbaring tanpa ruh.
• Nilai tawar NU anjlok
Indonesia adalah sebuah Negara yang paling beruntung karena menjadi tempat kelahiran NU. Sosio Religius adalah prioritas perjuangan NU waktu itu, namun ketika warga NU semakin banyak dan hampir mendominasi Indonesia, maka NU mulai berfikir untuk berperan dalam kebijakan pemerintahan yang tak lain hanya untuk memenuhi kepentingan rakyat.
Mulailah NU mendirikan partai yang bisa menampung aspirasi warganya dalam pemerintahan. Karena NU berpeluang menjadi Singa disebuah hutan yang bernama Indonesia.
Memang eksistensi NU tidak diragukan lagi baik di dalam maupun di luar negeri, misalnya NU telah ikut serta memrakarsai berdirinya ICIS (International Conference of Islamic Scholar) yaitu Asosiasi para pemuka Islam se dunia. Nu juga mempunyai bebeberapa banom yang sangat dekat dan bermanfaat bagi rakyat sepert LKKNU, CBDRMNU (Community Based Disaster Risk Management Nahdlatul Ulama) yang konsentrasi di bidang Bencana alam, dan masih banyak lagi banom yang lainnya.
Semua banom – banom tersebut sangat menguntungkan masyarakat. Namun ketika NU mempunyai sebuah misi pada tataran pemerintahan (tentu saja dengan maksud mengekpresikan aspirasi warga NU dipemerintahan, karena wakil – wakil NU di pemerintahan mempunyai kewenangan utuk ikut serta dalam pengambilan kebijakan terhadap bangsa ini), justru masyarakat yang selama ini mengelu – elukan NU hilang tanpa jejak.
Pemilihan Legislatif 2009 kemarin menjadi tolak ukur perjalanan perjuangn NU, beberapa partai yang diusung NU tidak mendapat porsi besar sehingga wakil – wakil NU yang duduk di pemerintahan pun juga tidak banyak. Hail ini mengindikasikan bahwa banyak warga NU yang tidak menginginkan NU sibuk dengan urusan pemerintahan tetapi NU seharusnya lebih konsentrasi terhadap penggemblengan aqidah umatnya.
Jadi apakah yang apakah yang menjadi permasalahan, nilai tawar NU atau militansi warganya yang kurang ?

Menurut penulis, dari beberapa uraian di atas NU tidak lagi menjadi jago bagi warganya dalam kancah perpolitikan karena kenyataannya NU mulai kehilangan kursi di pemerintahan. Dan seharusnya NU lebih focus pada pemeliharaan militansi kader secara inten, itu penting.
Yang tak kalah pentingnya adalah “ mari sambut NU menjelang satu abad dengan konsep Actuating by Design ”. Artinya selama ini NU hanya jadi sebuah wacana yang sering diwacanakan orang lain. Dalam hal – hal tertentu NU seringkali melangkah tanpa desain yang jelas dan rigid.

Struktur Organisasi IPPNU Kencong

SUSUNAN PENGURUS
PC. IPPNU KENCONG
MASA KHIDMAT 2010 – 2012

Pelindung : PC NU KENCONG
Pembina : Dra. Hj. Nailun Najah
Dra. Lukhis Prihantutik
Khoris Sunarsih, S.Ag
Arie Prihatini, S.Ag
Musyrifah, S.Pd.I
Robiah Adawiyah, S.Pd.I
Siti Mulazimatul Kh., A.Ma.Pd

Ketua : Woro Fatmawati, S.Pd.I
Wakil Ketua I : Khopiptul Laili
Wakil Ketua II : Siti Marwiyah
Wakil Ketua III : Indah Winarni, S.Rd.I

Sekretaris : Hatikah bafadal, S,pd
Wakil Sekretaris I : Siti Vivi Indriyani
Wakil Sekretaris II : Alvingaton
Wakii Sekretaris III : Lailatul Maghfiroh, S.Pd.I
Bendahara : Faizah Azizi, S.Pd.I
Wakil Bendahara : Siti Lilik Muthoharoh, S.Pd.I


DEPARTEMEN DEPARTEMEN

Dep. Pengembangan Organisasi dan Komisariat :

Uswatun Hasanah
Nur Julia Putri Mandar
Khofifah
Feri Kharisma

Dep. Pendidikan, Pengkaderan dan Pengembangan SDM :

Dewi Wahyu
Lisru Dainiyah
Yuliati Ningsih

Dep. Budaya da Olag Raga :

Anik Zubaidah
Faiqotul Himah
Sri Wahyuni

Dep. Penelitian dan Pengembangan :

Widyaningtyas Monica Anggraini
Novita
Nur Hidayah
Siti Nur Faiqotul Khasanah

LEMBAGA-LEMBAGA

Lembaga Korp kepanduan Putri (L KKP) :

Fitrianingsih
Syafiatul Arum Sani

Lembaga Konseling Pelajar :

Mayasaroh
Elok Faiqotul Himmah

Dokumentasi Video Konvercab VIII

Dokumentasi Video Pelantikan

ORGANISASI

Ke - ORGANISASI - an

Pokok Bahasan :
1. pengertian organisasi
2. fungsi organisasi
3. jenis – jenis organisasi
4. unsur – unsur organisasi
5. manajemen kepanitiaan

Tujuan :
1. memahami pengertian dan fungsi organisasi
2. memahami jenis – jenis organisasi
3. memahami tentang kepanitiaan


I. Pengertian Organisasi
Organisasi adalah proses kerja sejumlah manusaia yang terikat dalam hubungan formal rangka nierachi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (Dr. Sarwoto, Dasar – dasar Organisasi dan Manajemen).
Organisasi adalah wadah sekumpulan orang yang menggabungkan diri dengan tujuan tertentu (HM. Tayor dan AG. Mears)
Organisasi adalah tata hubungan antara orang-orang untuk dapat memungkinkan tercapainya tujuan kerjasama dengan adanya pembagian tugas dan tanggung jawab (John M. Gains, Organisasi Suatu pengantar)
Dari pengertian diatas maka organisasi dapat ditinjau dari dua sorotan :
1. Organisasi sebagai wada, dimana kegiatan adminstrasi dilaksanakan sehingga bersifat statis atau seperti benda mati
2. Organisasi sebagai hal yang hidup, manakala kita menyaksikan bahwa organisasi dapat memprotes tindakan sewenang – wenang dari seorang oknum, organisasi dapat merovolusi, mendukung dan tidak menyetujui dari suatu kebijakan/kebijaksanaan.

II. UNSUR – UNSUR ORGANISASI
1. PD dan PRT (Peraturan dasar dan peraturan rumah tangga)
2. Personil Organisasi
3. Struktur Organisasi
4. Program kerja
5. Pembagian kerja
6. Permusyawaratan

III. MACAM – MACAM ORGANISASI
Berdasarkan unsur – unsur organisasi dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Organisasi kemasiswaan : Ekstra dan Intra Kampus
2. Organisasi profesi : Parfi, IKADIN, PWI, IDI
3. Organisasi Minat : Persebaya, Mitra dll
4. Organisasi Politik : PKB, PDI-P, PAN, GOLKAR dll
5. Organisasi Keagamaan : NU, Muhammadiyah dll
6. Organisasi Sosial : LSM, YDGR dll.


IV. TIMBULNYA ORGANISASI
1. Spontan
2. Diprakarsai
3. Dibentuk oleh organisasi yang telah ada
4. Penggabungan dan pemisahan organisasi yang ada

V. PENUTUP
Bagaimanapun juga keberhasilan suatu organisasi terletak pada kerjasama yang baik dan kejelasan program serta tujuan organisasi tersebut. Untuk itu beberapa cirri yang baik dari suatu organisasi antara lain :
1. Terdapat tujuan yang jelas
2. Tujuan organisasi harus dipahami dan diterima oleh setiap orang yang ada didalam organisasi tersebut.
3. Adanya kesatuan arah (unity Of Direction)
4. Adanya satuan perintah (Unity of command)
5. Adanya pembagian tugas (Job Diskription)
6. Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab
7. Penempatan orang sesuai dengan ahlinya

Ke IPNU-AN

KE IPNU AN

Pokok Bahasan
1. Tinjauan sosiologi dan strategi kelahiran IPNU
2. Peristiwa – peristiwa dan keputusan penting dari kongres ke kongres
3. Kebijakan – kebijakan strategi IPNU ke depan
4. Posisi dan peras IPNU dalam konteks kepelajaran dan konteks kemasyarkatan
Tujuan
1. Mengetahui kelebihan IPNU secara sosiologis dan strategis
2. Mengetahui perjalanan IPNU dari kongres ke kongres dengan keputusan pentingnya
3. Memahami kebijakan strategis IPNU ke depan


A. Tijauan Sosiologis dan strategi kelahiran IPNU

1. Periode Perintis
Munculnya organisasi IPNU adalah bermula dari adanya jam'iyah yang bersifat lokal atau kedaerahan. Wadah yang berupa kumpulan pelajar dan pesantren yang semula dikelola dan diasuh para ulama jam'iyah atau perkumupulan tersebut tumbuh diberbagai daerah hampir diseluruh wilayah indonesia. Misalnya jam'iyah Diba'iyah, Jam'iyah tersebut tumbuh dan berkembang banyak dan tidak memilki jalur tertentu untuk saling berhubungan. Hal ini disebabkan karena perbedaan nama yang terjadi didaerah masing – masing mengingat lahir dan adanyapun atas inisiatif atau gagasan sendiri – sendiri.

Di Surabaya Putra dan Putri NU mendidirikan perkumpulan yang diberi nama TSAMROTUL MUSTAFIDIN pada tahun 1936. Tiga tahun kemudian yaitu tahun 1939 lahir persatuan santri Nahdaltul Ulama atau PERSANU. Di malang pada tahun 1941 lahir persatuan murid NU. Pada saat itu bangsa Indonesia sendan mengalami pergolakan melawan penjajah Jepang. Putra dan Putri NU tidak ketinggalan ikut berjuang mengusir pendjajajr sehingga terbentuklah IMNU atau Ikatan Murid Nahdlatul Ulama di Kota Malang pada tahun 1945.

Di Madura berdiri perkumpulan dari remaja Nu yang bernama IJMAUTTOLABIAH pada tahun 1945. Meskipun masih bersifat pelajar. Keenam jam'iyah tersebut tidak berdiam diri, mereka ikut berjuang dan berperang melawan penjajah Belanda dan Jepang. Hal ini merupakan aset dan andil yang tidak ternilai harganya dalam upaya merebut kemerdekaan.

Tahun 1950 Semarang berdiri Ikatan Mubaligh Nahdlatul Ulama dengan anggota yang masih remaja. Pada tahun 1953 di Kkediri berdiri Persatuan Pelajar NU ( PERPANU ). Pada tahun yang sama di Bangil berdiri Ikatan Pelajar Nadlatul Ulama ( IPENU ) dan pada tahun 1954 di Medan berdiri Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan masih banyak yang belum tercantum.

Seperti tesebut diatas masing – masing organisasi masih bersifat kedaerahan dan tidak mengenal satu sama lainnya, meskipun perbedaan nama, tetapi aktifitas dan haluannya sama yaitu melaksanakan faham atau ajaran Islam Ahlus Sunnah Waljamaah. Titik awal inilah yang merupakan sumber inspirasi dari para perintis pendiri IPNU – IPPNU untuk menyatukan langkah dalam membentuk sebuah perkumpulan.

2. Kelahiran IPNU
Ada beberap aspek yang melatar belakangi lahirnya IPNU antara lain
2.1 Aspek Idiolegis
Indonesia mayoritas penduduknya adalah beraga islam dan berhaluan Ahlus Sunnah Wal Jama'ah sehingga untuk melestarikan faham tersebut diperlukan kader – kader penerus yang nantinya mampu mengkoordinir, mengamalkan dan mempertahankan faham tersebut dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernagara serta beragama.
2.2 Aspek Peadagogis / Pendidikan
Adanay keinginan untuk menjembatani antar pelajar dan mahasiswa di lembaga pendidikan umum dan pelajar di pondok pesantren
2.3 Aspek Sosiologi
Adanya persamaan tuuan, kesadaran dan keikhlasan akan pentingnya suatu wadah pembinaah bagi generasi penerus para ulama dan penerus perjuanga bangsa.

Gagasan itu menyatukan langkah dan nama kumpulan / organisasi itu di usulkan dalam Muktaman Ma'arif pada tanggal 24 Pebruari 1954 M di Semarang. Usulan idi dipelopori oelh pelajar – pelajar dari Yogyakarta, solo dan Semarang yang diwakili oleh Sofwan Cholil Mustahal, Abdul Ghoni, Farida Ahmad, Maskup dan M. Tolchah Mansyur. Muktamar tidak menolakl ususlan tesebut.
Dengan suara bulat dan mufakat dilahirkan suatu organisasi diberi nama IPNU ( Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama ) dengan ketua pertama M. tolchah Mansyur. Serta pada tanggal itulah ditetapkan sebagai hari lahirnya IPNU.
Lahirnya IPNU merupakan organisasi termuda dilingkungan NU sebagai langkah awal untuk memasyarakatkan IPNU, maka pada tanggal 29 April – 1 Mei 1954 diadakan pertemuan di Surakarta yang dikenal dengan KOLIDA atau Konferensi Lima Daerah yang meliputi Yogyakarta, Semarang, Kediri, surakarta dan Jombang dan menetapkan M. Tolchah Mansur sebagai Pucuk Pimpinan ( sekarang Pipminan Pusat ) selang satu tahun tepatnya diarena kongres pertama IPNU didirikan IPPNU ( Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama ) pada tanggal 3 Maret 1955.
B. Peristiwa – peristiwa dan keputusan penting dari kongres ke kongres

Perjalanan IPNU pendeklerasiannya mengalami kemajuan dan perkembangan mengiringi dinamika masyarakat indonesia. Namun untuk mengkajinya dapat kita buka ertafek sejarah IPNU yang dihasilkan dari beberapa konggres.

Konggres I IPNU
Dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 3 Maret 1955 terpilih sebagai ketua Umum M. Tolchah Mansyur dan pada kesempatan itu juga deklarasi IPNU sebagai organisasi pengkaderan generasi ,uda NU. Adapun keputusan penting yang dihasilkan sebagai berikut :
1. Berpartisipasi aktif dalam menataan generasi muda ( pelajar ) sesuai dengan situasi politik negara
2. Bersama LP Ma'arif bergerak membina sekolah
3. Mempersiapkan pembinaan wilayah
Konggres II IPNU
Dilaksanakan pada tanggal 1 – 4 Januari 1957 di Pekalongan. Terpilih sebagai ketua Umum M. tolchah Mansyur dan kebijakan yang dihasilkan :
1. Pembentukasn wilayah – wilayah
2. Mengkaji keterkaitan dengan lembaga Pendidikan Ma'arif
3. Berpartisipasi dalam pembelaan negara
4. Mempersiapkan berdirinya departemen kemasyarakatan
Konggres III IPNU
Dilaksanakan pada tanggal 27 – 31 Desember 1958. Terpilih sebagai ketua Umum M. Tolchah Mansyur dan kebijakan yang dihasilkannya :
1. Mendirikan departemen perguruan tinggi
2. Memperiapkan berdirinya cabang – cabang
3. Berpartisipasi dalam pertahanan negara
4. Mempersiapkan CBP ( Corp Brigade Pembangunan )
Konfrensi besar 1
Dilak sanakan pada tanggal. 17 April 1960, disurabaya yang akhirnya mendeklarasikan berdirinya PMMI yang awalnya merupakan departemen kemaha- siswaan IPNU-IPPNU . juga merumuskan tentang kondisi negara sebagai rasa sikap tanggung jawab IPNU-IPPNU sebagai generasi penerus .

Kongres IV IPNU
dilak sanakan pada tgl 11-14 Pebruari 1960 disurabaya. Terpilih sebagai ketua umumM. Tolchah Mansyur, akan tetapi mengudurkan dirinya . akhirnya digantikan Ismail Makky dan kebijakan yang dihasilkan a.l.:
1. Mempersiapkanpembentukan cabang-cabang:
2. Berpartisipasi dalam pertahanan negara ;
3. Mempersiapakan pembentukan CBP (Corp Brigade Pembangunan ).

Kongres V IPNU
Dilaksanakan pada bulan Jli 1963 dipurwoketo. Terpilih sebagai Ketua umum Ismail Makky dan kebijakan yang dihasilkan a.l.;
1. Merekkomendasikan KH. Hasyim As,ari untuk diangkat sebagai pahlawan nasional ;
2. Mempersiapkan pembentukan cabang cabang
3. Berpartisipasi dalam pertahanan ngara
4 mempersiapkan pembent
Kongres VI IPNU
Dilaksanakan pada tgl. 20-24 Agustus 1966 di surabaya bersamaan dg PORSENI Nasional. Terpilih sebagai ketua Umum Asnawi Latif dan kebijkan yang di hasilkan a.l.;
1. Lahirnya IPNU sebagai Badan Otonom NU ;
2. Memindahkan sekretariat Pusat dr Yogya kartake jakarta ;
3. Ikut langsungdalam pembersihan G30S/PKI di daerah-daerah ;
4. Perkembangan Politik Pratis memaksa NU dan bonomnya terseret untu berkiprah
5. Perkembangan Pesat pd olah raga dn seni;

Konggres VII IPNU
Dilaksanakan pd tahun 1970 di semarang. Terpilih sebagai ketua Umum Asnawi Latif dan kebijakan yang dihasilkan a.l. ;
2. Perkembangan pesat pada olah raga dan seni

Konggres VIII IPNU
Dilaksanakan pada tgl. 20-24 Agustus 1976 di jakarta. Terpilih sbg Ketua Umum Tosari Wijaya dan kebijakan yang di hasilkan a.l. ;
1. Mengmanatkan pendirian departemen kemahasiswaan ;
2. Kiprah IPNU di dunia politik mempunyai dmpak negatif dan menghambat program pembinaan khususnya dilingkungan sekolah dan kampus serta masyrakat bawah. Meskipun disisi lain memperoleh keuntungan ;

Konggres 9 IPNU
Dilaksanakan pada tahun 1981 di cirebon, terpilih sebagai Ketua Umum Ahsin Zidi dan Sekjen s. Abdurrahaman sedang kebijakan yang di hasilkan a.l. ; Perkembangan IPNU nampak menuru sebagai mana perkembangan politik negara. Dan NU sebagai partaiai politik (PPP)berimbas pada IPNU, setelah itu UU no. 3 th 1985 tentang UU ORSOSPOL dan UU, 8 tahun 1985 tentang keor masan yang mengharuskan IPNU hengkang dari Sekolahan.

Kongres 10 IPNU
Dilaksanakan pada tgl. 29-30 Januari 1988 di Jombang, terpilih sebagai ketua Umum Zainut Tauhid Sa'ady dan kebijakan yang dihasilkan a.l. ;
1. Penerimaan Pancasila sebagai asas IPNU ;
2. Lahirnya deklarasi perubahan nama dari pelajar menjadi putra NU ;

Konggres XI IPNU
Dilaksanakn pada tgl. 23 – 27 Desember 1991 di Lasem Rembang. Terpilih sebagai ketua umum Zainut Tauhid Sa'ady dan kebijakan yang dihasilkan a.l
1. Rekomendasi pada pemerintah untuk pembubaran SDSB
2. Pelaksanaan kegiatan IPNU tanpa keterikatan dengan IPPNU
3. Pelaksanaan kegiatan harus dilaksanakan pada struktur hingga kebawah

Konggres XII IPNU

dilak sanakan pada tgl. 25-30 Januari 1995 di Garut jawa barat terrpilih sebagai ketua Umum Hilmy Muhammadiah, kebijakan yang di hasikan a.l.; bahwa IPPNU sebagsai organisasi kader bertekad mendukung kebijakan NU sebagai Organisisi induk dalam upaya mengembang kan organiasasi kedepan
Konggers XIII IPNU
Dlaksanakan pada tanggal 23-26 Maret 2000 di marros Makasar. Sulawesi selatan. Terpilih sebagai ketua Umum Abdulloh Azwar Anas dan kebijakan yang dihasilkan a.l.;
1. Mengembalikan IPNU pada visi kepelajaran. Sebagai tujuan awal pendirian ;
2. Menumbuh kembangkan IPNU pada basisi perjuangan, yaitu sekoalh dan pondok pesantren ;
3. Mengembalikan CBP sebagai kelompok kedisiplinan, kepanduan serta kepencintaan alaman

Konggres XIV IPNU
Dilaksanakan pada tgl. 18-22 Juni 2003 di Asrama Haji sukollilo Surabaya terpilh sebagi ketua umum Mujtahidu Ridho dan sekertaris Samsuddin yang dihasilkan a.l. ;
1. Perubahan Nama dari IPNU (Iatan Putra Nahdatul Ulama) menjadi IPNU (Ikatan Pelajar Nahdatil Ulama ) ;
2. Penekaan pada visi kepelajaran sebagaimana Tujuan awal berdirinya ;
3. Pengembangan Komisariat- Komisariat di sekolah dan pondok pesantren dan perguruan tinggi.

ASWAJA

ASWAJA

a. Pokok Bahasan :
1. Pengertian madzhab dan sistem bermadzhab
2. Pengertian taqlid, ittiba', ijtihad dan istinbath dalam NU
3. Memahami karakterisitik 4 madzhab pada masalah fiqih
4. Pandangan aswaja terhadap ijtihad
b. Tujuan :
1. Memahami pengertian madzhab dan sistem bermadzhab
2. Memahami tentang taqlid, ittiba', ijtihad dan istinbath dalan NU serta aplikasinya dalam kehidupan

Pendalaman materi :
Konsep aswaja ( Ahl as Sunnah wa al – Jamaah ) selama ini masih belum difahami secara tuntas, sehingga menjadi "rebutan" setiap golongan. Semua kelompok mengaku dirinya sebagai penganut ajaran Aswaja. Tidak jarang, label itu digunakan untuk kepentingan sesaat. Jadi apa aswaja itu sendiri ?
Aswaja adalah singkatan dari istilah Ahl al – Sunnah wa al – Jama'ah. ada tiga kata yang membentuk istilah tersebut.
1. Ahl, berarti keluarga, golongan atau pengikut.
2. Al – Sunnah, yaitu segala sesuatu yang diajarkan oleh Rosulullah SAW, baik berupa perbuatan, ucapan dan pengakuan Nabi Muhammad SAW.
3. Al – Jama'ah, yaitu apa yang telah disepakati oleh para sahabat Rosulullah SAW pada masa al – Khulafa' al – Rasyidun ( Kholifah Abu Bakar RA, Umar bin Khathab RA, Utsman bin Affan RA, dan Ali bin Abi Thalib RA )
Madzhab :
Dalam kehidupan beragama, istilah madzhab sudah lazim kita dengar. Sedangkan yang dimaksud mdzhab itu apa ? …..
Secara bahasa madzhab berarti jalan ( Al Madzhabu huwa at – thoriqoh ) sedangkan pengertian madzhab secara istilah adalah hukum dalam berbagai masalah yang diambil, diyakini dan dipilih oleh para imam mujtahid. Madzhab tidak akan terbentuk dari hukum yang telah jelas ( qath'I ) dan disepakati para ulama. Misalanya bahwa shalat itu wajib, zina haram dan semacamnya. Madzhab itu ada dan terbentuk karena terdapat beberapa persoalan yang masih menjadi perselisiihan dikalangan ulama'. Kemudian hasil pendapat ulama itu disebarluaskan serta diamalkan oleh para pengikutnya.
Jadi, madzhab itu merupakan hasil elaborasi ( penelitian secara mendalam ) para ulama untuk mengetahui hukum Tuhan yang terdapat dala al – Qur'an, al – Hadits serta dalil yang lainnya. Dan sebenarnya madzhab yang boleh diikuti tidak terbatas pada empat saja. Namun mengapa yang diakui serta diamalkan oleh ulama golongan Ahl al – Sunnah wa al – Jamaah hanya empat madzhab saja ? sebenarnya, yang menjadi salah satu faktor adalah tidak lepas dari murid – murid mereka yang kreatif, yang membukukan pendapat – pendapat imam mereka sehingga semua pendapat imam tersebut dapat terkodefikasikan dengan baik. Akhirnya validitas ( kebenaran sumber dan salurannya ) dari pendapat – pendapat tersebut tidak diragukan lagi. Disamping itu, madzhab mereka telah teruji ke – shahihan – nya, sebab memilki methode istinbath ( penggalian hukum ) yang jelas dan telah tersistematisasi dengan baik sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
Dari penjelasan sederhana ini, dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara lain :
Pertama : Madzhab merupakan sebuah ' jalan ' yang ' disediakan ' oleh para mujtahid sebab adanaya perbedaan pendapat diantara mereka.

MENEJEMEN KONFLIK

MENEJEMEN KONFLIK

Pokok Bahasan :
1. Pengertain menejemen konflik
2. Macam – macam / model – model konflik
3. Tahap – tahap penyelesaian konflik
Tujuan :
1. Audiens mengerti dan memahami pengertian konflik
2. Audiens mengerti dan memahami manajemen konflik dan bagamana penyelesaiannya.



Konflik dalam dalam kehidupan sehari-hari merupakan suatu hal yang mendasar dan esensial. Konflik mempunyai kekuatan yang membangun karena adanya variabel yang bergerak bersamaan secara dinamis. Oleh karen aitu konflik adalah suatu peroses yang wajar terjadi dalam suatu kelompok atau masyarakat.
Konflik dapat didenfinisikan sebagai interaksi antara dua atau lebih pihak yang suatu sama lain saling
tergantung namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan diman setidaknya salah satu dari pihak-pihak tersebut menyadari perbedaan tersebut dan melakukan tindakan terhadap tindakan tersebut .
Tipe / model Konflik
 Tanpa koflik : Secara umum lebih baik, tapi kalau berkeinginan untuk maju harus mampu mengelola konflik secara efektif.
 Konflik laten :Sifatnya tersembunyi dan perlu diankat kepermukaan sehingga dapat ditangani secara efektif.
 Konflik terbuka : adalah yang berakar dalam dan sangat nyata dan memerlukan berbagai tindakan untuk mengatasi akar penyebab dan berbagai efeknya konflik di permukaan :
Memiliki akar yang dangkal atau tidak berakar dan muncul hanya kesalah fahaman mengenai sasaran yang dapat di atasi dengan meningkatkan komunikasi
Sumber terjadinya konflik
1. Teori Struktur sosial, menekankan pada persaingan antara pihak – pihak yang berkepentingan sebagai motif utama sebuah konflik.
2. Teori Psychocultural, menekankan pada konflik sebagai kekuatan psikologi dan kultural. Teori ini menunjukkan bahwa suatu pihak perlu memperhatikan kejadian – kejadian eksternal dan tingkah laku pihak lain.
Jenis Konflik
1. Konflik organisasi : dalam sebuah organisasi khususnya organisasi besar dimana pembagian kerja terjadi didalamnya sering timbul konflik antara unit kerja yang ada atau konflik antar organisasi. Timbulnya konfllik dikarenakan adanya beda tujuan antara pihak satu dengan pihak lain yang terlibat dalam konfllik.
2. Konflik profesional : Konflik dapat terjadi pada setiap profesi termasuk didalamnya perencanaan.

Satu hal yang membedakan konflik organisasi dengan konflik profesional adalah pada kontrol terhadapnya. Organisasi mempunyai kontrol hirarki yang terstruktur, sedangkan profesi hanya mengandalkan kontrol diri sendiri.

Strategi dalam memecahkan konflik
Dalam proses pemecahan wilayah konflik dapat terjadi pada pengambilan keputusan dan implementasinya. Pemecahan konflik dengan sasaran sumber daya manusianya sangat menguntungkan untuk dilaksanakan.
Ada beberapa stategi pemecahan masalah menurut Chin dan Benne adalah :
1. Strategi Empiris rasional
Asumsi dasar dalam strategi ini adalah bahwa setiap orang akan mengikuti pemikiran yang rasional, sehingga perubahan baik individu maupun dalam organisasinya dapat terjadi.
2. Strategi normatif reedukatif
Strategi ini tidak melupakan rasionalitas dan intelegnsi manusia, namun mempunyai asumsi bahwa pola tindakan dan kegiatan dipengaruhi oleh norma sociocultural dan komitmen individual sehingga perubahan yang terjadi bukan hany perubahan pengetahuan, informasi atau rasionalitas intelektual saja, tetapi juga perubahan perilaku, nilai – nilai, keahlian dan hubungan yang signifikan.
3. Strategi power coercive
Penggunaan kekuatan dalam penyelesaian konflik dalam bentuk kekuatan politik maupun kekuatan lain. Shingga akan terlihat jelas pihak – pihak yang mempunyai kekuatan dan yang tidak. Hal inilah yang akan menjadikan perubahan dalam pihak – pihak yang ada dalam konflik tersebut.
Menurut Ross ( 1993 ) strategi dalam pemecahan masalah konflik adalah sebagai berikut :
a. Self – help
1. Exit
Jika tekanan dari pihak yang kuat terhadap pihak yang lemah sangat kuat, maka pihak yang lemah sebaiknya keluar dari tekanan tersebut.
2. Avoidance
Tindakan menghindar dilakukan berdasarkan perhitungan untung ruginya untuk melakukan suatu aksi.
3. Noncomliance
Strategi ini berguna untuk mencari dukungan atas tindakan yang akan dilakukan sebagai akibat dari wewenangan yag dimiliki sangat kecil.
4. Unilateral action
Tindakan ini sangat memungkinkan terjadinya kekerasan, karena ada dua pihak saling berbenturan kepentingan.

b. Joint Problem Solving
Joint problem solving meungkinkan adanya kontrol terhadap hasil yang dicapai oleh kelompok – kelompok yang terlibat. Adapun langkah – langkah yang dapat dilakukan dalam strategi ini yaitu :

1. Identificantion of interests ( identifaksi kepentingan )
Salah satu hambatan dalam mencari solusi dalam konflik ini adalah tidak mempunyai pihak – pihak yang terlibat menterjemahkan keluhan yang samar – samar kedalam permintaan konkrit yang pihak lain dapat mengerti dan menanggapinya.
2. Weighting interest ( Pembobotan kepentingan )
Setelah kepentingan teridentifikasi, masing – masing pihak memberikan penilaiannya terhadap kepentingannya.
3. Third – party assistance and support ( bantuan dan dorongan pihak ketiga )
Pihak ketiga diperlukan memfasilitasi pihak – pihak yang terlibat dalam konflik, membuat usulan prosedur, menerjemahkan keluhan – keluahan menyusun agenda, membuat pendapat mengenai isu subtansi. Pihak ketiga harus netral agar masing – masing pihak menerima hasil yang disepakati.
4. Effective communication ( komunikasi efektif )
Pihak – pihak yang terlibat terisolasi dalam persoalan yang tidak membutuhkan dialoq secara langsung untuk solusi, tetapi mereka harus berkomunikasi aktif.
5. Trust that an adversary will keep agreement ( percayaan bahwa pihak – pihak akan memelihara kesepakatan )
Keptusab yang diambil harus dijalankan oelh masing – masing pihak.

KERJASAMA

KERJASAMA

POKOK BAHASAN :
1. Pengertian dan tujuan kerjasama
2. Bentuk – bentuk kerjasama
3. Etika kerja sama
TUJUAN :
1. Memahami penmgertian dan tujuan kerjasama
2. Memahami bentuk – bentuk kerjasama serta etika kerjasama


PENDALAMAN MATERI
Salah satu sayrat yang harus ada dalam kegiatan pembangunan sistem pendekatan dari bawah adalah adanya kerjasama yang baik diatara individu / kelompok yang ada. Tentu sesuai dengan kemampuan serta porsinya masing – masing.
Dari pemikiran diatas adalah suatu keyakinan bahwa setiap orang mempunyai kemampuan, kelebihan, dan kelemahan yang berbeda. Maka salah satu sikap yang perlu dikembangkan adalah sikap untuk terlibat dan memberikan kesempatan kepada pihak lain untuk terlibat. Dengan kata lain semua pihak harus menyadarai kemampuan dan kelemahan diri sendiri dan mengakui kemampuan atau kelemahan orang lain.
Pengertian kerjasama :
Kersama adalah proses untuk melakukan sesuatu yang mencakup beberapa hal serta unsur – unsur tertentu antara lain :
1. Adanya tujuan yang sudah ditetapkan bersama atau tujuan sesuai peraturan
2. Adanya pengaturan / pembagian tugas yang jelas
3. Dalam bekerja saling menolong antara satu fisik dengan fihak yang lain
4. Dapat saling memasukkan manfaat
5. Adanya koordinasi yang baik
Bentuk kerjasama
1. Gotong royong
2. Konpirasi
3. Perseorangan
4. Dll
Kondisi yang dibutuhkan agar terjadi kerjasama yang harmonis antara lain :
Ada beberapa kondisi yang dibutuhkan agar terjadi kerjasama yang harmonis :
1. Situasi kekeluargaan
2. Anggotanya saling akrab dan menyelesaikan masalah secara musyawaroh
3. Situasi keterbukaan
4. Setiap anggota mau mengerti akan kebutuhan orang lain dalam kelompoknya, saling memberi, saling menerima dan saling membantu.
5. Bersedia membuka diri untuk menerima kritik dan mendengar pendapat orang lain
Faktor – faktor yang menghambat kerjasama adalah :
1. Berprasangka buruk
2. Adanya saling mencurigai dan iri hati
3. Sikap permusuhan
4. Saling bertentangan pendapat, saling melemparkan masalah, tidak pernah menemukan jalan keluar
5. Sikap angkuh, kasar, meremehkan pendapat orang lain
6. Kurang bertanggung jawab
7. Acuh tak acuh, pasif dan menarik diri

KOMUNIKASI

Komunikasi

Pokok Bahasan :
1. Pengertian dan tujuan komunikasi
2. Unsur – unsur komunikasi
3. Bagaimana menciptakan komunikasi yang efektif
4. Komunikasi verbal dan non verbal
5. Etika komunikasi
Tujuan :
1. Mengerti dan memahami tujuan serta komponen – komponen komunikasi
2. Mengetahui dan bisa menerangkan bagaimana komunikasi yang baik dan produktif

Pendalaman Materi
Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk ide – ide atau gagasan atau informasi dari seseorang ( komunikator ) kepada orang lain ( komunikan ) dengan tujuan agar dimengerti atau mengubah prilaku. Perpindahan tersebut tidak hanya melibatkan lebih dari sekedar kata – kata yang digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus vokal dan sebagainya.
Unsur –unsur komunikasi
1. Sumber ( komunikator )
Dalam organisasi komunikator merupakan pihak yang mempunyai kebutuhan dan keinginan untuk mengkomunikasikan sesuatu gagasan, pemikiran, informasi dan sebagainya kepada pihak lain.
2. Pengiriman berita ( media )
Adalah alat untuk pengiriman ide – ide atau gagasan – gagasan dari sesorang komunikator kepada orang lain ( komunikan ) baik melalui lisan / percakapan maupun tertulis
3. Penerima berita ( komunikan )
Adalah orang – orang atau pihak yang menerima ide – ide atau gagasan-gagasan dari komunikator baik dengan penglihatan, pendengaran, pengucapan, perabaan dan penciuman.
4. Umpan balik ( feed back )
Adalah reaksi akibat adanya komunikasi yang diberikan oleh komunikan kembali kepada komunikator ataupun orang lain.
5. Efek ( reaksi /

Tujuan Komunikasi : bisa dilihat dari bahasa ltin communis yang berarti sama. Sehingga komunikasi bertujuan mengadakan kesamaan.
MACAM-MACAM KOMUNIKASI
1. Komunikasi vertikal Adalah komunikasi ke atas dan kebawah ( upward Comuication-Ddownward Comuication ) sesuai rantai perintah. Komunikasi ke bawah adalah untuk memberi penghargaan , informasi, intruksi, nasehat atau sasaran dan penilaian kepada anggota tentang tujuan dan kebijakan. Organisasi misal berupa Memo, Buletin, Pertemuan, percakapan dll Sedang komunikasi kepada tingkatan menejemen atas tentang apa yang terjadi pada tingkatan bawah , misal laporan priodik, penjelas, gagasan, permintaan pengesahan /keputusan.
2. Komunikasi Lateral/Horisotal Adalah komunikasi diantara para anggotadalam kelompok kerja yang sama atau antar departemen dalam tingkatan organisasi yang sama . Bentuk komunikasi ini bersifat koordinatif
3. Komunikasi diagonal adalah komunikasi yang memotong secara menyilang diagonal rantai perintah organisasi sebagai hasil hubungan departemen bentuk lini dan bentuk staff

Scientific Problem Solving

Scientific Problem Solving ( SPS )

Pokok bahasan :
1. Pengertian dan fungsi SPS
2. Pengertian masalah dan langkah – langkah pemecahan masalah
3. Konsep dasar pengambilan keputusan
4. Praktek studi kasus
Tujuan :
1. Memahami pengertian dan fungsi SPS
2. Memahami apa itu masalah, cara menganalisa serta bagaimana langkah – langkah pemecahannya.
3. Memahami konsep dasar pengambilan keputusan


Pendalaman Materi
Scientific problem solving adalah pengolahan dari masalah – masalah berdasarkan bahan – bahan yang ada untuk kemudian dipecahkan, diatasi dan diselesaikan dengan pendekatan ilmiah.
Masalah adalah kenyataan / realitas yantg menunjukkan adanya jarak antara rencana dan pelaksanaan, antara
Das sollen dengan Das Sein ( apa yang idharapkan dengan apa yang menjadi kenyataan )
Jarak antar das sein dan das sollen biasanya dapat berupa : ketimpangan, kelangkaan, kekurangan, staknasi/berhenti, ketidak tahuan dll.
Menurut Drs. Taliziduhu M. dalam buku Riset Teori Methodolgi Administrasi, masalah bisa terjadi dalam kondisi sebagai berikut :
 Dalam keadaan atau kejadian bila dibandingkan apa dan bagaimana yang timbul atay terjadi ( fakta yang ada ) dengan target yang telah ditentukan.
 Didalam keadaan atau kejadian bila dibandingkan bagaimana dahulu dan sekarang.
 Didalam keadaan atau kejadian dimana ketentuan – ketentuan yang seharusnya dilaksanakan, dibandingkan dengan kenyataan
 Didalam keadaan atau kejadian bila persediaan ( suplay ) dibandingkan permintaan ( demam )
 Didalam keadaan atau kejadian, dimana keinginan ( cita – cita ) dibanding dengan pengejawantahan/hasilnya.

TEKNIK DISKUSI DAN PERSIDANGAN

TEKNIK DISKUSI DAN PERSIDANGAN


A. Pokok Bahasan :
1. Pengertian, tujuan dan macam – macam diskusi dan persidangan
2. Etika diskusi dan persidangan
3. Perangkat dan teknik diskusi dan persidangan
4. Teknik menciptakan diskusi dan persidangan yang produktif

B. Tujuan Pembelajaran :
1. Memahami pengertian, tujuan, macam serta etika diskusi
2. Memahami perangkat dan teknik persidangan
3. Memahami bagaimana menciptakan diskusi yang produktif.


Pengertian Diskusi
Kata diskusi berasal dari bahasa Yunani yaitu discuss yang berarti : pikiran atau bertukar fikiran atau membahas masalah dengan argumentasi yang referentatif atau memecahkan masalah dengan rasio dengan cara mufakat.
Maksud Diskusi
1. Untuk mempertemukan fikiran dalam pencapaian pengambilan keputusan bersama
2. Untuk melatih diri dalam praktik demokrasi
3. Membentuk karakter peserta, menambah wawasan dan pengetahuan peserta
4. Mencapai kata mufakat
5. Saling melengkapi, mengkritik demi kemajuan yang diinginkan bukan bersaingan atau perselisihan
Tata cara diskusi :
1. Tema/topik harus aktual, menarik, ngetren bagi peserta
2. Mempunyai nilai kelayakan untuk dibahas oleh orang banyak
3. Waktu harus benar – benar diperhitungkan
4. Topik disesuaikan dengan situasi dan kondisi
5. Rumusan masalahnya jelas
6. Materi diskusi tidak rumit dan bertele – tele
Penyelenggaraan Diskusi :
1. Peserta yang ideal 30 orang dan main sedikit makin baik, tetapi tidak kurang dari 3 orang
2. Bentuk persidangan dalam diskusi (a) bulat telur, (b) tapal kuda, (c) persegi panjang, dan (d) lingkaran.
3. Tempat dan lingkaran diskusi harus terang dan tenang
4. Peserta harus mengetahui persoalan apa yang akan didiskusikan
5. Harus ada yang mengatur diskusi dan paham akan persoalan yang akan didiskusikan.

Perbedaan dalam berdiskusi adalah hal yang wajar dan kita hendaknya bisa lapang dada demi kepentingan bersama. Penyanggahan dan penolakan pendapat orang lain serta mempertahankan pendapat sendiri juga merupakan hal yang wajar. Semua itu dilakukan harus dilandasi dengan rasio dan akal yang sehat serta bijaksana dan jangan emosional.
Manfaat Diskusi ;
1. Melatih diri mengambil keputusan denga cepat dalam menganalisa suatu masalah.
2. Melatih meyakinkan diri, berani menerima kritik dan sanggahan dari orang lain.
3. Memperluas wawasan dan pengalaman.
4. Ukhuwah islamiyah
5. Mengertia karakter dan polah tingkah laku orang lain.
6. Membentuk karakter yang stabil dan tidak mudah terpancing emosi
7. Dapat mengurangi sifat egoisme atau indiviudal.
Macam – macam diskusi
1. Debat : yaitu tukar pikiran pendapat denga serius, sengit, keras dan tegang tanpa aturan bermaksud mencari menang sendiri ( engkel – engkelan ) sehingga pendapat yang baik dan benar dapat saja dikalahkan, apabila penyampaiannya tidak meyakinkan.
2. Rapat : yaitu dilakukan oleh orang – orang awam yang sifatnya sederhana dan membahas suatu masalah tertentu
3. Musyawaroh : Yaitu diskusi yang menggunakan kaidah untuk mencari kebenaran dari tujuan akhir musyawaroh tersebut.
4. Kongres : Yaitu diskusi yang dilakukan oleh organisasi atau lembaga ditingkat pusat dan membahas pokok pertanggung jawaban pengurus.
5. Muktamar : Yaitu diskusi yang dilakukan oleh lembaga atau organisasi ditingkat pusat dalam waktu tertentu.
6. Seminar : yaitu diskusi yang biasanya diakukan dikalangan cendekiawan atau ilmuwan, untuk membahas suatu pokok masalah atau ilmu pengetahuan
7. Simposium : Diskusi yang dilakaukan kalangan filosof, budayawan, seniman.
Pimpinan Diskusi
Hal – hal yang perlu diperhatikan oleh peserta diskusi sebagai berikut :
1. Mengetahui tujuan diskusi
2. Mengetahui masalah yang akan dibicarakan
3. Menguasai tata tertib
4. Mempunyai kemampuan mengungkap masalah dengan cepat
5. Mampu membedakan mana yang penting dan mana yang kurang penting
6. Tidak boleh berprasangka buruk
7. Mampu menciptakan suasana diskusi yang hidup
8. Harus bebas, tegas, efisien, cerdas, memiliki humor, sabar, banyak ilustrasi dll.

Peserta Diskusi
Hal – hal yang perlu diperhatikan oleh peserta diskusi sebagai berikut :
1. Persiapkan diri dengan baik
2. Sampaikan pokok – pokok pikiran yang meliputi butir utama dan butir pendukung
3. Dalam menyampaikan butir pendukung, sesuaikan dengan karakter, latar belakang dan motivasi peserta lainnya.
4. Menolak gagasan / ide orang lain harus :
- Jelaskan gagasan/ide yang ditolak
- Berikut alasan mengapa menolak,
5. Menerima kritikan
- Tenang dalam menghadapi kritikan
- Anggap kritikan sebagai upaya perbaikan pendapat dan keadaan anda
- Perhatikan butir pendukung / alasan mengapa memberikan kritikan
- Hindari mudah tersinggung

Beberapa Teknik Memimpin Diskusi
1. Kelompokkan materi diskusi
2. Cari butir utama dan butir pendukung dari setiap pembicaraan pesrta diskusi
3. Tahap pertama berikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat secara umum
4. Selanjutnya arahkan pembicaraan pada masalah yang bersifat khusus
5. Jika terjadi jalan buntu dalam diskusi, adakan scorsing.
6. Awasi peserta yang banyak bicara ngotot, tetapi tidak bermutu
7. Perhatikan peserta pendiam tetapi banyak ide – ide menarik
8. Buat kerangka kesimpulannya
9. Dalam membandingkan pendapat peserta harus dilihat dari butir pendukung atau alasan dari pendapatnya
10. Dalam menghentikan pembicaraan peserta, harus pada berakhirnya kalimat

Argumen dan Argumentasi :
Argumen adalah suatu pendapat dalam diskusi yang berdasar. Sedangkan Argumentasi adalah penyampaian argumen.

Kesalahan pada sebuah argumen dapat berpangkal pada :
- Kesalahan pada data / informasi yang mendasari pernyataan
- Kesalahan pada cara menarik kesimpulan

Adapun cara menguji argumentasi adalah : uraikan argumen makro kedalam argumen mikronya. Periksa setiap argumen mikro

Periksa kebenaran pernyataan.
- Sejauh mana sumbernya dapat dipercaya
- Ada tidaknya kemungkinan penafsiran lain

Logika : penyanggahan tidak mempunyai keinginan kecuali mencapai kebenaran, dan argumentasi memang harus diterima.
Salah mengerti : penyanggah sekedar salah mengerti maksud pembicara dan bukannya keberatan dengan usul yang bersangkutan
Motif pribadi : penyanggah menolak atau membela usul tertentu karena pertimbangan kepentingan pribadi.
Sikap Oposisi : penyanggah mendukung atau menolak sebuah pernyataan, karena posisinya menolak sebuah kelompok yang mempunyai misi tertentu.


Komunikasi

Pokok Bahasan :
1. Pengertian dan tujuan komunikasi
2. Unsur – unsur komunikasi
3. Bagaimana menciptakan komunikasi yang efektif
4. Komunikasi verbal dan non verbal
5. Etika komunikasi
Tujuan :
1. Mengerti dan memahami tujuan serta komponen – komponen komunikasi
2. Mengetahui dan bisa menerangkan bagaimana komunikasi yang baik dan produktif

Pendalaman Materi
Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk ide – ide atau gagasan atau informasi dari seseorang ( komunikator ) kepada orang lain ( komunikan ) dengan tujuan agar dimengerti atau mengubah prilaku. Perpindahan tersebut tidak hanya melibatkan lebih dari sekedar kata – kata yang digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus vokal dan sebagainya.
Unsur –unsur komunikasi
1. Sumber ( komunikator )
Dalam organisasi komunikator merupakan pihak yang mempunyai kebutuhan dan keinginan untuk mengkomunikasikan sesuatu gagasan, pemikiran, informasi dan sebagainya kepada pihak lain.
2. Pengiriman berita ( media )
Adalah alat untuk pengiriman ide – ide atau gagasan – gagasan dari sesorang komunikator kepada orang lain ( komunikan ) baik melalui lisan / percakapan maupun tertulis
3. Penerima berita ( komunikan )
Adalah orang – orang atau pihak yang menerima ide – ide atau gagasan-gagasan dari komunikator baik dengan penglihatan, pendengaran, pengucapan, perabaan dan penciuman.
4. Umpan balik ( feed back )
Adalah reaksi akibat adanya komunikasi yang diberikan oleh komunikan kembali kepada komunikator ataupun orang lain.
5. Efek ( reaksi /

Tujuan Komunikasi : bisa dilihat dari bahasa ltin communis yang berarti sama. Sehingga komunikasi bertujuan mengadakan kesamaan.
MACAM-MACAM KOMUNIKASI
1. Komunikasi vertikal Adalah komunikasi ke atas dan kebawah ( upward Comuication-Ddownward Comuication ) sesuai rantai perintah. Komunikasi ke bawah adalah untuk memberi penghargaan , informasi, intruksi, nasehat atau sasaran dan penilaian kepada anggota tentang tujuan dan kebijakan. Organisasi misal berupa Memo, Buletin, Pertemuan, percakapan dll Sedang komunikasi kepada tingkatan menejemen atas tentang apa yang terjadi pada tingkatan bawah , misal laporan priodik, penjelas, gagasan, permintaan pengesahan /keputusan.
2. Komunikasi Lateral/Horisotal Adalah komunikasi diantara para anggotadalam kelompok kerja yang sama atau antar departemen dalam tingkatan organisasi yang sama . Bentuk komunikasi ini bersifat koordinatif
3. Komunikasi diagonal adalah komunikasi yang memotong secara menyilang diagonal rantai perintah organisasi sebagai hasil hubungan departemen bentuk lini dan bentuk staff

LEADERSHIP

LEADERSHIP ( KEPEMIMPINAN )


Pokok Bahasan :
1. Teori munculnya pemimpin di masyarakat
2. Tipologi kepemimpinan
3. Pola kepemimpinan efektif
Tujuan :
1. Peserta memahami teori munculnya pemimpin di masyarakat
2. Perserta memahami karakteristik, sosok dan citra diri seorang pemimpin
3. Peserta memahami bagaimana peran dan tanggung jawab seorang pemimpin sebagai bentuk kepemimpinan yang efektif



Pengertian
Kepemimpinan merupakan masalah yang sangat penting dalam menejemen. Bahkan ada yang menilai bahwa kepemimpinan adalah jantungnya intinya menejemen. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk dapat menggerakkan dan membina orang atau kelompok orang – orang, sehngga mau berbuat / berkarya secara efektif dan efesien dalam rangka mencapai tujuan administrasi.
Leadership dan manajemen bisa sama dan bisa berbeda. Dapat dikatakan bahwa semua leader adalah manajer, tetapi tidak semua manajer menjadi leader. Manajer biasanya menggunakan kekuasaan yang melekat pada jabatannya atau organisasinya untuk memipin orang. Sedangkan seorang leader biasanya mempengaruhi orang lain dengan gaya dan keahliannya memimpin tanpa mengendalikan kekuasaan. Adapaun konsepsi mengenai kepemimpinan harus selalu dikaitkan dengan tiga hal penting, yaitu :
1. Kekuasaan
2. Kewibawaan
3. Kemampuan

A. TEORI MUNCULNYA PEMIMPIN DIMASYARAKAT
Tiga teori munculnya pemimpin adalah :
a. Teori genetis
b. Teori sosial
c. Teori ekologi

1. Teori genetis
a. Pemimpin tidak dibuat, akan tetapi dilahirkan menjadi pemimpin karena dari bakatnya sejak lahir.
b. Ditekdirkan lahir menjadi pemimpin, dalam situasi dan kondisi yang bagaimanapun juga.

2. Teori sosial yaitu : lawan dari teori genetis bahwa pemimpin itu harus disiapkan dan dibentuk, tidak terlahir saja dan semua orang bisa menjadi pemimpin melalui usaha dan penyiapan pendidikan

3. Teori ekologi : ( teori ini reaksi dari kedua teori tersebut diatas ) yaitu seorang akan sukses menjadi pemimpin, bila sejak lahirnya dia telah memilki bakat – bakat kepemimpinan, dan bakat – bakat ini sangat

C. TYPE –TYPE KEPEMIMIPINAN.
Pemimpin itu mempunyai sifat , temperemen , watak dan keperibadian sendiri yangunuik, khas, sehingga tinkah laku dan gayanya sendiri yangmembedakan dirinya dengan orang lain. Gayadan type hidupnya ini pasti akan mewarnai prilaku dan type kepemimpinannya. Sehingga muncullah beberapa type kepemimpinan sebagai berikut:
1. Type kharismatik : Type pemimpin kharismatik tidak menghendaki dayatarik dan wibawa yang luar biasa, saehingga mempunyai pengkut yang jumblahnya sanat besar . Dia dianggapnya mempuanyai kekuatan ghaib yangdiperolehnya dari kekuatan yang maha esa.
2. Type paternalistis : (type kepemimpinan yang kebapakan ) dengan sifat-siatnya antara lain : a. Menganggap bawahanya sebagai manusia yang belum dewasa . b. bersikap terlalu melindungi .c. selalu bersikap mahu tahu dan maha benar.
3. Type militeristik : type mempuyai sifat-sifat antara lain: a. lebih banyak menggunakan sistem perintah terhadap bawahannya . b. Menuntut adanya disiplin keras dan kaku dari bawahannya c. tidak menghendaki saran – saran dan kritik dari bawahannya. d. komunikasi hanya berlangsung searah saja.
4. Type otokratis : Kepemimpinan otokrat mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang selalu harus dipatuhi. Pemimpin selalu mau berperan sebagai " pemain tunggal " .
5. Type laisser faire : Type pemimpin type laisser faire praktis tidak memimpin, sebab dia memberikan kelompoknya berbuat semau sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi dalam kelompoknya. Semua pekerjaan harus dilakukan oleh bawahannya. Dia merupakan pemimpin simbol, dan biasanya tidak memilki ketrampilan teknis.
6. Type demokratis : kepemimpinan demokratis memberikan bimbingan efisien kepada para pengikutnya, terdapat koordinasi pekerjaan dari semua bawahan dengan penekanan rasa tanggung jawab internal dan bekerja sama yang baik. Pemimpin demokratis menghargai setiap potensi individu, mau mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan, bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya masing – masing, dan mampu memanfaatkan setiap anggota dengan selektif mungkin pada saat kondisi yang tepat.

D. FUNGSI PEMIMPIN
Menurut rustam Effendi ( 1995 : 245 ) fungsi pemimpin secara umum dapat meliputi :
1. Menuntut
2. Membimbing
3. Memberi atau membangunkan motivasi – motivasi kerja
4. Mengemudikan organisasi
5. Menjalin jaringan – jaringan komunikasi yang baik
6. Supervisi yang efisien, dan
7. Membawa para pengikutnya kepada sasarannya yang dituju dengan ketentuan waktu dan perencanaan.

Adapun fungsi pokok pemimpin adalah :
1. Fungsi perencanaan
2. Fungsi memandang kedepan
3. Fungsi pengawasan
4. Fungsi mengambil keputusan
5. Fungsi memberi hadiah

E. SYARAT – SYARAT PEMIMPIN

Adapun syarat – syarat pemimpin adalah sebagai berikut :
1. Taqwa
2. Sehat
3. Cakap dan cerdik
4. Setia pada tugas
5. Disiplin
6. Adil dan bijaksana
7. Berkemauan keras
8. Berani dan tegas mengambil tindakan
9. Percaya diri
10. Inovativ dan kreatif
11. Berwawasan luas kedepan
12. Penuh tanggung jawab
13. Ucapan sama dengan tindakan
14. Mengutamakan kepentingan orang lain
15. Ambisi dan orientasi pada pencapaian hasil

F. SIFAT KETELADAN KEPEMIMPINAN ROSULULLAH SAW.
Michael Hart dalam bukunya 100 tokoh dunia ( 1994 ) yang paling dihormati menempatkan Muhammad SAW sebagai pemimpin urutan pertama, mengapa ? alasan pokoknya adalah tidak ada pemimpin sekaliber Muhammad SAW dimana pengikutnya begitu cepat bertambah, dan begitu fanatik terhadapnya kendatipun mereka tidak pernah menemuinya bahkan semakin lama semakin disanjung – sanjung ajarannya.
Sifat – sifat kepemimpinan Nabi Muhammad SAW sudah banyak disanjung bahkan Allah berfirman dalam Al – Qur'an 33 : 21 yang artinya : Sesungguhnya telah ada pada diri Rosululloh itu suri tauladan yangbaik bagimu yaitu bagi orang – orang yang mengharapkan rahmat Allah di hari kiamat dan di banyak menyebut nama Allah.
Nabi Muhammad SAW hidup bukan untuk dirinya, beliau berasal dari keluarga miskin tanpa unsur warisan harta dan kekuasaan, beliau mandiri, jujur, penyabar, adil, mempunyai visi kedepan, berwawasan jangka panjang, tegas, dipercaya dan menyayangi bawahannya.

G. UPAYA PENINGKATAN KUALITAS KEPEMIMPINAN
Menjadi seorang pemimpin yang sukses dan berkualitas diperlukan beberapa faktor yang dapat menunjang antara lain :
1. Sehat jasmani dan rohani
2. Selalu berusaha beramal dan berakhlaqul karimah
3. Selalu berusaha meningkatkan pengetahuan dari berbagai bidang ilmu
4. Selalu berusaha menambah pengalaman dan latihan kepemimpinan

MENEJEMEN ORGANISASI

MENEJEMEN ORGANISASI

Pokok Bahasan :
1. Pengertian, fungsi dan manfaaat manajemen
2. Manajemen organisasi non profit

Tujuan :
1. Mengerti dan memahami fungsi, manfaat dan bentuk – bentuk manajemen
2. Mengetahui bagaimana memilih dan menerapkan manajemen yang tepat.


Pendalaman Materi
Bila dipelajari dari literatur manajemen, maka akan jelas bahwa isitilah manajemen mengandung tiga pengertian, pertama : Manajemen sebagai proses kedua : Manajemen sebagai kolektifitas orang yang melakukan manajemen dan ketiga : Manajemen sebagai suatu seni ( ART ) dan sebagai ilmu.
Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan dari pada sumber daya, terutama sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.

FUNGSI – FUNGSI DASAR MANAJEMEN
1. Planning ( Perencanaan )
Adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya ada yang harus dilakukan, kapan, bagaimana dan oleh siapa.

Tipe – tipe planning :
a. Rencana strategi ( strategic planning )
Proses pemilihan tujuan – tujuan organisasi, penentuan strategi, kebijakasanaan dan program – program strategis yang diperlukan untuk tujuan yang sudah ditetapkan.
b. Rencana operasional ( operasional planning )
Rencana operasional ini dibagi menjadi dua :
 Rencana operasional sekali pakai : Adalah rencana untuk mencapai tujuan organiasi tertentu yang tidak dapat berulang dalam bentuk yang sama di waktu mendatang.
 Rencana operasional tetap : Adalah rencana yang berupa kebijaksanaan, prosedur dan aturan yang ditetapkan dan akan terus ditetapkan sampai perlu diadakan perubahan ataupun dihapus.

Tahap – tahap planning :
a. Menentukan tujuan atau serangkaian tujuan
b. Merumuskan keadaan / kondisi saat ini
c. Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan
d. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan




Syarat – syarat planning :

a. Tujuan dirumuskan dengan jelas
b. Sederhana / simple tetapi tidak remeh, tidak terlalu tinggi tetapi rasional, mudah dipahami dan dilaksanakan.
c. Sifatnya fleksibel ( dapat menyesuaikan )
d. Ada keseimbangan planning ke luar dan kedalam
e. Membuat analisa dan pengelompokan kegiatan yang direncanakan

Manfaat Planning :
a. Tujuan dapat sesuai dan jelas
b. Merupakan guide ( petunjuk ) bagi anggota
c. Merupakan control/alat pengendali pelaksanaan kerja organisasi
d. Menjamin sumber – sumber secara efektif dan efisien
e. Memudahkan koordinasi

2. Organizing ( Pengorganisasian )
Adalah proses pengelompokan orang – orang, alat – alat, tugas dan tanggung jawab atau wewenang sedemikian rupa sedemikian rupa sehingga tercipta satu kesatuan kerja yang utuh dalam rangka mencapai tujuan.
Proses Organizing :
a. Perumusan tujuan harus jelas dan lengkap, baik bidang, ruang lingkup, sasaran keahlian, serta peralan yang diperlukan sehingga diketahui besar kecilnya organisasi.
b. Penetapan tugas pokok, yaitu sasaran yang dibebankan pada organisasi untuk dicapai.
c. Perincian kegiatan / membuat skala prioritas.
d. Pengelompokan kegiatan
e. Departementasi yaitu proses penobatan fungsi – fungsi menjadi kesatuan kerja, misalnya : biro, bagian, dll.
f. Penetapan otoritas / wewenagn / kekuasaan.
g. Staffing / rekrutmen / penarikan anggota.

3. Actuating ( penggerakan )
Adalah tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota / orang mau melaksanakan dan berusaha untuk mencapai tujuan sesuai dengan rencana yang ditetapkan.

4. Controlling ( pengawasan )
Adalah tindakan yang mengusahakan agar setiap kegiatan yang dilakukan tidak menyimpang dari rencana yang sudah ditetapkan.

Tehnik pengawasan :
a. Pengawasan preventif/steering control yaitu pengawasan yang bersifat pencegahan dari kemungkinan penyimpangan kegiatan yang dilakukan.
b. Pengawasan pantangan / yes no control yaitu pengawasan yang berupa ketentuan tentang hal yang boleh dilakukan dan hal yang tidak boleh dilakukan.
c. Pengawasan remedial / post action control yaitu pengawasan yang bersifat pengobatan terhadap terjadinya hal – hal yang menyimpang dari perencanaan.

Struktur Organisasi IPNU Kencong

SUSUNAN PENGURUS
PC. IPNU KENCONG
MASA KHIDMAT 2010 – 2012



Ketua : Agus Nur Yasin
Ketua I : Faruq Hasyim
Ketua II : Mohammad Syakhirin Anasir
Ketua III : Ahmad Zunaidi

Sekretaris Umum : Eko Yudianto
Sekretris I : Fahrur Rozi
Sekretris II : Khoirul Wafa

Bendahara : M. Munawir
Wk. Bendahara : M. Nadzir Adnan

DEPARTEMEN-DEPARTEMEN
Departemen Pembinaan & Pengembangan Organisasi
1. Amin Thohari
2. Misro’i Hamid
3. Imam Muhtarom
4. M. Nahrowi

Departemen Pendidikan & Pembinaan Kader
1. Andik Faisal
2. M. Sholehudin
3. Rizqi Yuliansyah
4. Ilzam Zawawi

Departemen Dakwah & Pengabdian Masyarakat
1. Fathur Rahman
2. Hisyam Arwani
3. M. Faiq Faizin
4. Abdul Azim
5. Abdul Muhit

Departemen Minat & Bakat
1. Zainul Ulum
2. Abu Mansyur
3. M. Rizalus Sholihin
4. Nur Wachid
5. Syaiful Anam

LEMBAGA-LEMBAGA
Lembaga Informasi & Komunikasi Massa
1. Nuddin Lubis
2. Dodik Irawanto
3. Syamsul Arifin
4. Yahya Mahmudika
5. Agus Supriyanto

Lembaga Corp Brigade Pembangunan
1. Achmad Qoyyum
2. Abdul Wasis
3. Syamsul Huda
4. Dede Jhoni
5. Badrud Tamam
6. Rudi Ardian Nur Arifin

Badan Student Crisis Center
1. Miftahul Hadi
2. Imam Hambali
3. Iwan Hafriyanto
4. Dodik Ardiansyah
5. Nur Arifin

Materi Pengkaderan IPNU-IPPNU

Ke NU-an

Pokok Bahasan :
1. Sejarah kelahiran NU dan perkembangannya
2. Sejarah berdirinya NU lokal
3. Bentuk dan sistem organisasi NU ( tujuan, struktur organisasi dan perangkat organisasi )
4. Pengertian dan kedudukan ulama dalam NU
5. Faktor – faktor dominan NU yaitu faktor kepemimpinan dan keanggotaan NU serta faktor keagamaan NU
Tujuan :
1. Memahami sejarah dan perkembangan baik nasional maupun lokal
2. Memahami bentuk dan sistem organisasi NU
3. Memahami kedudukan Ulama dalam NU
4. Memahamai faktor dominan NU baik faktor kepemimpinan, keanggotaan serta faktor keagamaan

Sejarah NU

Sesungguhnya pendorong berdirinya NU oleh para ulama dan kaum pesantren adalah semakin meningkatnya kesadaran akan pentingnya kerjasama yang lebih teratur antara mereka didalam memperjuangkan izzul islam wal mukminin dalam bingkai ahlusunah waljamaah.
Dorongan kerjasama ini dipicu oleh peristiwa “Konperensi Khilafah” yang diadakan oleh permeritah Saudi Arabia, sebab setelah selesai perang dunia ke- 2 dan Kesultanan Turki diakui sebagai khilafah islamiyah jatuh karena revolusi yang dipimpina oleh Kamal Atatruk rupanya Pemerintah Saudi Arabia berambisi untuk memangku “Khilafah Turki” tersebut. Maka dirancanglah Konperensi International Khilafah Islamiyah di Mekkah dan diundanglah perwakilan – perwakilan Negara-negara islam, termasuk Indonesia. Di Indinesia sudah terbentuk sebuah Komite (panitia) untuk mengirim utusan kesana, termasuk KH. Wahab Hasbullah sebagai perwakilan Ulama serta beberapa tokoh-tokoh lain yang mewakili organisasi besar Islam Indonesia.
Dengan alasan yang kurang maton susunan Anggota Komite berubah, KH. Wahab Hasbullah tidak jadi masuk menjadi anggota delegasi, karena tidak “mewakili organisasi” apapun, secara tidak langsung ini sebuah penghinaan terhadap ulama pesantren yang sesungguhnya besar pengaruhnya dan posisinya terhadap umat Islam di Indonesia.
Karena kemungkinan bergabung dengan delegasi umat Islam Indonesia sudah tertutup, maka para Ulama berusaha dengan kekuatan sendiri untuk mengirim delegasi Ulama Ahlu sunnah wal jamaah Indonesia menghadap Pemerintah Saudi Arabia. Untuk keperluan itu maka dibentuklah “Komite Hijaz” sebuah panitia untuk memobilisasi kekuatan dan dukungan umat bagi terlaksananya kerja besar ini.
Segala kebutuhan dapat disapkan meskipun dalam keadaan pas-pasan. Delegasinya hanya KH. Wahab Hasbullah sendiri, seorang penasehat dari Mesir yaitu Syekh Ghonaim (untuk memperbesar wibawa delegasi)sekretarisnya diambilkan dari mahsantri Indonesia yang ada di Arab Saudi, yaitu KH. Dachlan dari Nganjuk (untuk menhemat dana) ketika delegasi akan berangkat, berbisik pikiran untuk “mempermanenkan” KOmite Hijaz itu untuk menjadi organisasi yang tetap, yaitu Nahdlatul Ulama.
Jamiyah Nahdlatul Ulama didirikan di surabya pada tanggal 6 rojab 1344 H bertepatan dengan 31 Januari 1926 M, dengan pendirinya anatar lain : KH. Hasyim As’ari, KH. Wahab Hasbullah, KH. Bisri Samsuri, KH. Ridwan Abdullah, KH. Mas Alwi Abdul Azizi dan lain – lain.
Tujuan, Struktur dan Perangkat Nahdlatul Ulama
Tujuan Nahdlatul Ulama adalah berlakunya ajaran islam menurut Faham Ahlu sunah wal jamaah dan menganut salah satu madzhabempat, ditengah-tengah kehidupan masyarakat didalam wadah Negara kesatuan Republik Indonesia (AD NU Bab IV pasal 5).
Struktur organisasi Nahdlatul Ulama adalah :
 Pengurus Besar di Jakarta
 Pengurus Wilayah Di Provinsi
 Pengurus Cabang di Kota/Kabupaten
 Pengurus Majlis Wakil Cabang di Kecamatan
 Pengurus Ranting di Desa atau Kabupaten
Perangkat organisasi Nahdlatul Ulama :
• Lembaga adalah perangkat departemenisasi organisasi Nahdlatul Ulama yang berfungsi sebagai pelaksana kebijakan Nahdlatul Ulama, khususnya yang berkaitan dengan suatu bidang tertentu.
• Lajnah adalah perangkat organisasi Nahdlatul Ulama untuk melaksanakan program Nahdlatul Ulama menangani penanganan khusus
• Badan Otonom adalah perangkat organisasi Nahdlatul Ulama yang befungsi membantu malaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama khususnya yang berkaitan dengan kelompok masyarakat tertentu yang beranggotakan perseorangan.

Posisi dan Fungsi Ulama dalam NU
Sebagaimana pada alinia 2 butir mukoddimah Khittoh NU di sebutkan : Nahdlatul Ulama sebagai jamiyah Diniyah adalah wadah bagi ulama dan pengiakut-pengikutnya yang didirikan pada 16 rojab 1344 H/31 Januari 1926 M, dengan tujuan untuk memelihara, melestarikan, mengembangkan dan mengamalkan ajaran islam berhaluan ahlusunnah wal jamaah dan menganut salahsatu madzhab empat masing-masing : Imam Abu Hanifah An Nu’man, Imam Malik bin Anas, Imam Muhammad bin Idris Asy Syafi’I, dan Imam Ahmad Bin Hmabal, serta untuk mempersatukan langkahpara ulama dan pengikutnya dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk kemaslakhatan masyarakat, kemajuan bangsa dan ketinggian harkat dan martabat manusia.
Dasar – dasar faham keagamaan NU
• Sumber – sumber ajaran Islam diambil dari :
1. Al – Qur’an
2. Al – Hadist
3. Al Ijma’
4. Al Qiyas
• Menggunakan system bermadzhab :
a. Aqidah : Aswajah sebagaimana dipelopori oleh Imam Asy’ari dan Imam Maturidi
b. Fiqh : salah madzhab empat : Hanafi, maliki, Syafi’I dan Hambali
c. Tashawwuf : Imam Junaid Al Bagdadi, Imam Ghozali dan lain – lain

Ahlussunnah Wal Jama’ah

Pokok bahasan :

1. Pengertian dan dalil yang menjadi rujukan aswaja

2. Prinsip – prinsip sikap islam aswaja ( yaitu tawasuth, tawazun, I'tidal dan amar ma'ruf nahi munkar )

3. Sejarah kelahiran aswaja dan perkembangannya di Indonesia

4. Memahami peran ulama dalam perkembangan Islam di Indonesia

Tujuan :

1. Memahami dalil – dalil yang menjadi rujukan dalam aswaja

2. Memahami prinsip – prinsip sikap Islam aswaja dan sejarah kelahiran serta perkembangan aswaja di Indonesia

3. Memahami peran ulama' dalam perkembangan Islam di Indonesia


A. Pengertian Ahlussunnah wal Jama’ah

Kalimat ahlusunnah wal jamaah berasal adari bahasa Arab yang terdiri dari 3 kata yaitu :

- Ahlun artinya : golongan, keluarga, kelompok

- Assunah artinya sesuatu yang berasal dari Rosululloh baik berupa perkataan (qoulunnabi), perbuatan (fi’lunnabi), Ketetapan Nabi (taqrirunnabi)

- Aljama’ah artinya jamatus shohabah, Khullafaur Rosyidin, Assawadul ‘adhom (golongan mayoritas islam).

Jadi pengertian Ahlusunnah wal jamaah ialah golongan pengikut setia ajaran islam yang murni sebagaimana diajarkan dan diamalkan oleh Rosulloh beserta para shahabatnya.

B. Asal Mula Istilah Ahlussunnah wal Jama’ah

Istilah Ahlu Sunah Wal Jama’ah dengan pengertian diatas berasal dari Hadist Rosululloh SAW yang diriwayatkan oleh imam Tabrani sebagai berikut :

Artinya : “telah terpecah belah umat Yahudi atas 71 golongan dan telah terpecah belah umat Nasrani atas 72 golongan dan akan terpecah belah umatku menjadi 73 golongan, yang selamat diantara mereka hanya satu, sedangkan sisanya binasa”. Sahabat bertanya : “siapakah yang yang selamat itu ?” Nabi menjawab ?: “Ahlu Sunnah Wal Jama’ah” sahabat bertanya lagi : Apakah ahlu sunah waljamaah itu?” Nabi menjawab: “apa yang aku perbuat hari ini dan para shabatku”.

C. Latar Belakang Kelahiran Ahlussunnah wal Jama’ah

Pada jaman rosullullah tidak pernah terjadi perbedaan pendapat dikalangan umat islam karena semua masalah dapat ditanyakan pada Nabi dan langsung mendapat jawaban dari Nabi, jaman khulafaurrosyidin (11 H – 14 H) mulai timbul sedikit perbedaan pendapat yang pada umumnya menyangkut masalah hukum rumah tangga seperti perkawinan, perceraian dan masalah waris.

Perpecahan dikalangan ummat Islam mulai timbul pada akhir Pemerintah Usman bin Affan karena termakan propaganda Abdullah bin Saba’ seorang pendeta Yahudi dari Yaman yang mengaku masuk Islam dan berhasil mempengaruhi pendukung Ali bin Abi Tholib melahirkan golongan Syiah.

Pada tahun 37 H terjadilah perang shiffin antara Ali dan Muawiyah yang diakhir dengan majlis tahkim. Kelompok Ali yang tidak setuju dengan majlis tahkim memisahkan diri dari Ali dan mendirikan golongan khowarij, mereka memandang bahwa pelaku majlis tahkim hukumnya kafir.

Selain itu muncul golongan Murjiah dipimpin Hasan bin Hilal al Muzni yang berfatwa bahwa perbuatan maksiat tidak mengandung mudhorot apabila sudah beriman. Ada lagi kelompok Jabariyah yang dipelopori Jahm bin sofyan yang berfatwa bahwa manusia tidak mempunyai kekuatan untuk berbuat sesuatu, semua usaha, ikhtiar dan perbuatan manusia pada hakekatnya bukan kemampuan manusia tetapi merupakan Perbuatan Tuhan.

Pada awal abad ke- 11 muncul golongan Mu’tazillah dipimpin oleh Washil bin Atho’ yang menempatkan akal diatas segala – galanya melebihi Al – qur’an dan Hadist, mereka tidak mempercayai adanya peristiwa mi;roj, siksa kubur, dll karena dianggap tidak masuk akal.

Beberapa firqoh sebagaimana contoh tersebut adalah tumbuh dan berkembang sebenarnya karena persoalan politik. Pada saat – saat demikian itulah, maka ajaran Ahlu Sunnah Wal Jama’ah yang pada hakekatnya ajaran yang dipraktekkan oleh Nabi Muhammad SAW dan para shabatnya dipopulerkan kembali dan disistimatikan oleh Imam Abu Hasan al Asy’ary (873 – 935 M) dan Imam Abu Mansur al Maturidy dalam bidang Aqidah, oleh Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam syafi’I dan Imam Hambali, dalam bidang syari’ah oleh Imam Junaid al Bagdadi dan Imam Al Ghozali dalam bidang Akhlaq/tasawwuf

D. Sejarah kelahiran Ahlussunnah wal Jama’ah dan perkembangannya di Indonesia

Tentang aswaja di Indonesia menggambarkan sesuatu yang kompleks dan rumit. Karena Aswaja sendiri sebagai nilai yang dianggap sebagaian besar kalangan muslim adalah representasi yang sah dari nilai-nilai yang diajarkan oleh Nabi memilki sejarah yang demikian panjang dan komplek, selain itu watak kultur masyarakat yang membentuk Aswaja memiliki perbedaan yang mencolok dengan watak dasar kultur Indonesia.

Lalu kapan Islam masuk ke Indonesia?, masih banyak pertanyaan besar bagi para sejarahwan. Namun mayoritas mereka menyimpulkan bahwa islam masuk ke Indonesia setelah abad 14 M. Islam masuk diinonesia melalui gerakan kultural perdagangan yang dilakukan oleh muslimin dari daerah wilayah Islam India. Dengan demikian proses Islamisasi di Idonesia bersifat gradual dan bukan drastis dan serempak

Intinya perjalanan umum dan singkat Aswaja, dapat disimpulkan bahwa Aswaja dalam skala makro – sebagai ajaran – bukan hanya berkisar pada tataran ideologi skolastik tapi sebenarnya dalam cakupan yang lebih umum dan menyeluruh ia adalah sebuah nilai ajaran yang berkarakterisitik.

Adalah suatu yang benar dan nyata bahwa Aswaja yang ada didataran Arab, dimana Aswaja mengalami pematangan – pematangan gagasan, tidak berbeda dengan aswaja yang ada dan perkembangan Aswaja di Indonesia secara esensial. Namum dalam tataran praktis kecenderungan Aswaja mengalami perbedaan – perbedaan yang sangat unik dan berbeda dengan aswaja dimanapun di dunia ini. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kultur, dan kecenderungan emosional (psikologis) para penganut aswaja antara timur tengah dan Indonesia.

E. Prinsip Sikap Ahlussunnah wal Jama’ah

Jadi Ahl al – Sunnah wa al-Jama'ah adalah merupakan ajaran yang mengikuti sem,ua yang telah dicontohkan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Sebagai pembeda dengan yang lain, ada ciri khas kelompok ini, yakni sikap yang selalu diajarkan oleh Rosulullah SAW dan para sahabatnya. Prinsip tersebut adalah :

1. At tawassuth ( sikap tengah – tengah, sedang-sdang, tidak ekstrim kiri ataupun ekstrim kanan yang diterapkan dalam berbagai bidang antara lain : aqidah, syariah, tasawwuf/akhlaq, musyawaroh/pergaulan antar golongan, kehidupan berbangsa/bernegara, kebudayaan, dakwah, dan bidang-bidang yang lain). Disarikan dari firman allah SWT yang artinya :

" Dan demikianlah kami jadikan kamu sekalian ( umat Islam) umat pertengahan ( adil dan pilihan) agar kamu menjadi saksi ( ukuran penilaian) atas ( sikap dan perbuatan ) manusia umumnya dan supaya Allah SWAT menjadi saksi ( ukuran penilaian) atas ( sikap dan perbuatan) kamu sekalian." (QS. Al-Baqarah,153)

2. Al – Tawazun ( seimbang dalam segala hal termasuk dalam penggunaan Dalil 'Aqli dan Dalil Naqli ). Firman Allah SWT yang artinya :

"sungguh kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti kebenaran yang nyata dan telah kami turunkan bersama meraka al-kitab dan neraca (penimbang keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan" ( QS. Al-Hadid, 25)

3. Al-I'tidal ( tegak lurus ). Dalam al-Qur'an disebutkan yang artinya :

"Wahai orang-orang yang beriman hendaklah kamu sekalian menjadi orang-orang yang tegak membela (kebenaran) karena Allah menjadi saksi (pengukur kebenaran) yang adil. Dan janganlah kebencian kamu pada suatu kaum menjadikan kamu berlaku tidak adil. Berbuiat adillah karena keadilan itu lebih mendekatkan pada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, karena sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." ( QS. Al-Maidah 9)

4. Amar ma'ruf nahi Munkar ( perintah perbuatan bagus dan mencegah perbuatan jelek ) dalam Al-Qur'an disebutkan yang artinya sebagai berikut :

"Hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada perbuatan ma'ruf dan mencegah dari perbuatan mungkar" ( QS. Ali Imron, 104 )