Wellcome to PC IPNU-IPPNU KENCONG

Ketua PC IPNU Kencong

product

Sekjen

product

Bendahara

product

Ketua PC IPPNU Kencong

product

Sekjen

product

Bendahara

product

MENEJEMEN KONFLIK

MENEJEMEN KONFLIK

Pokok Bahasan :
1. Pengertain menejemen konflik
2. Macam – macam / model – model konflik
3. Tahap – tahap penyelesaian konflik
Tujuan :
1. Audiens mengerti dan memahami pengertian konflik
2. Audiens mengerti dan memahami manajemen konflik dan bagamana penyelesaiannya.



Konflik dalam dalam kehidupan sehari-hari merupakan suatu hal yang mendasar dan esensial. Konflik mempunyai kekuatan yang membangun karena adanya variabel yang bergerak bersamaan secara dinamis. Oleh karen aitu konflik adalah suatu peroses yang wajar terjadi dalam suatu kelompok atau masyarakat.
Konflik dapat didenfinisikan sebagai interaksi antara dua atau lebih pihak yang suatu sama lain saling
tergantung namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan diman setidaknya salah satu dari pihak-pihak tersebut menyadari perbedaan tersebut dan melakukan tindakan terhadap tindakan tersebut .
Tipe / model Konflik
 Tanpa koflik : Secara umum lebih baik, tapi kalau berkeinginan untuk maju harus mampu mengelola konflik secara efektif.
 Konflik laten :Sifatnya tersembunyi dan perlu diankat kepermukaan sehingga dapat ditangani secara efektif.
 Konflik terbuka : adalah yang berakar dalam dan sangat nyata dan memerlukan berbagai tindakan untuk mengatasi akar penyebab dan berbagai efeknya konflik di permukaan :
Memiliki akar yang dangkal atau tidak berakar dan muncul hanya kesalah fahaman mengenai sasaran yang dapat di atasi dengan meningkatkan komunikasi
Sumber terjadinya konflik
1. Teori Struktur sosial, menekankan pada persaingan antara pihak – pihak yang berkepentingan sebagai motif utama sebuah konflik.
2. Teori Psychocultural, menekankan pada konflik sebagai kekuatan psikologi dan kultural. Teori ini menunjukkan bahwa suatu pihak perlu memperhatikan kejadian – kejadian eksternal dan tingkah laku pihak lain.
Jenis Konflik
1. Konflik organisasi : dalam sebuah organisasi khususnya organisasi besar dimana pembagian kerja terjadi didalamnya sering timbul konflik antara unit kerja yang ada atau konflik antar organisasi. Timbulnya konfllik dikarenakan adanya beda tujuan antara pihak satu dengan pihak lain yang terlibat dalam konfllik.
2. Konflik profesional : Konflik dapat terjadi pada setiap profesi termasuk didalamnya perencanaan.

Satu hal yang membedakan konflik organisasi dengan konflik profesional adalah pada kontrol terhadapnya. Organisasi mempunyai kontrol hirarki yang terstruktur, sedangkan profesi hanya mengandalkan kontrol diri sendiri.

Strategi dalam memecahkan konflik
Dalam proses pemecahan wilayah konflik dapat terjadi pada pengambilan keputusan dan implementasinya. Pemecahan konflik dengan sasaran sumber daya manusianya sangat menguntungkan untuk dilaksanakan.
Ada beberapa stategi pemecahan masalah menurut Chin dan Benne adalah :
1. Strategi Empiris rasional
Asumsi dasar dalam strategi ini adalah bahwa setiap orang akan mengikuti pemikiran yang rasional, sehingga perubahan baik individu maupun dalam organisasinya dapat terjadi.
2. Strategi normatif reedukatif
Strategi ini tidak melupakan rasionalitas dan intelegnsi manusia, namun mempunyai asumsi bahwa pola tindakan dan kegiatan dipengaruhi oleh norma sociocultural dan komitmen individual sehingga perubahan yang terjadi bukan hany perubahan pengetahuan, informasi atau rasionalitas intelektual saja, tetapi juga perubahan perilaku, nilai – nilai, keahlian dan hubungan yang signifikan.
3. Strategi power coercive
Penggunaan kekuatan dalam penyelesaian konflik dalam bentuk kekuatan politik maupun kekuatan lain. Shingga akan terlihat jelas pihak – pihak yang mempunyai kekuatan dan yang tidak. Hal inilah yang akan menjadikan perubahan dalam pihak – pihak yang ada dalam konflik tersebut.
Menurut Ross ( 1993 ) strategi dalam pemecahan masalah konflik adalah sebagai berikut :
a. Self – help
1. Exit
Jika tekanan dari pihak yang kuat terhadap pihak yang lemah sangat kuat, maka pihak yang lemah sebaiknya keluar dari tekanan tersebut.
2. Avoidance
Tindakan menghindar dilakukan berdasarkan perhitungan untung ruginya untuk melakukan suatu aksi.
3. Noncomliance
Strategi ini berguna untuk mencari dukungan atas tindakan yang akan dilakukan sebagai akibat dari wewenangan yag dimiliki sangat kecil.
4. Unilateral action
Tindakan ini sangat memungkinkan terjadinya kekerasan, karena ada dua pihak saling berbenturan kepentingan.

b. Joint Problem Solving
Joint problem solving meungkinkan adanya kontrol terhadap hasil yang dicapai oleh kelompok – kelompok yang terlibat. Adapun langkah – langkah yang dapat dilakukan dalam strategi ini yaitu :

1. Identificantion of interests ( identifaksi kepentingan )
Salah satu hambatan dalam mencari solusi dalam konflik ini adalah tidak mempunyai pihak – pihak yang terlibat menterjemahkan keluhan yang samar – samar kedalam permintaan konkrit yang pihak lain dapat mengerti dan menanggapinya.
2. Weighting interest ( Pembobotan kepentingan )
Setelah kepentingan teridentifikasi, masing – masing pihak memberikan penilaiannya terhadap kepentingannya.
3. Third – party assistance and support ( bantuan dan dorongan pihak ketiga )
Pihak ketiga diperlukan memfasilitasi pihak – pihak yang terlibat dalam konflik, membuat usulan prosedur, menerjemahkan keluhan – keluahan menyusun agenda, membuat pendapat mengenai isu subtansi. Pihak ketiga harus netral agar masing – masing pihak menerima hasil yang disepakati.
4. Effective communication ( komunikasi efektif )
Pihak – pihak yang terlibat terisolasi dalam persoalan yang tidak membutuhkan dialoq secara langsung untuk solusi, tetapi mereka harus berkomunikasi aktif.
5. Trust that an adversary will keep agreement ( percayaan bahwa pihak – pihak akan memelihara kesepakatan )
Keptusab yang diambil harus dijalankan oelh masing – masing pihak.

1 Response to "MENEJEMEN KONFLIK"

Gubug Kali Kapak mengatakan...

Pelajar hijau luar biasa

Posting Komentar